Sabtu, 05 Juli 2025

Mengulik Keseharian Santri di Balik Dinding Pesantren

  • 21 Juni 2025 17:56 34 Dilihat

Potret Ketekunan, Kemandirian, dan Inovasi di Pesantren Nurul Baroqah, Desa Kancana, Majalengka (Potret : Jilly Ortega/pustakawarta.com)

Majalengka, Pustakawarta.com - Di balik dinding sebuah pondok pesantren di Desa Kancana, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, tersimpan keseharian para santri yang jauh dari kesan monoton.

Di Pesantren Nurul Baroqah, rutinitas para santri tak hanya diisi dengan kegiatan mengaji dan memperdalam ilmu agama. Mereka juga aktif dalam kegiatan produktif lain seperti bertani dan beternak dua aktivitas yang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Salah satu santri yang telah lama menetap di pesantren tersebut, Muhamad Yosa Febrilian, membagikan pengalamannya. Selama puluhan tahun tinggal di pesantren, ia tidak hanya fokus pada pembelajaran kitab kuning, namun juga terlibat aktif dalam program pertanian modern berbasis greenhouse.

"Sangat senang karena diberi kepercayaan sama dewan kyai dan terus saya merasa bangga banyak ilmu-ilmu baru. Selain ngaji saya juga belajar ilmu dari sini," ungkap Yosa kepada Pustakawarta.

Keterlibatannya dalam pengelolaan greenhouse menjadi pengalaman baru yang membuka perspektifnya terhadap dunia luar, terutama dalam pendekatan modern terhadap pertanian. Meski awalnya belum akrab dengan sistem pertanian seperti ini, ia mengaku perlahan mulai menikmati prosesnya.

"In Syaa Alloh saya punya cita-cita untuk membuat greenhouse sendiri dengan mengamalkan ilmu yang sudah saya dapat di sini," tambahnya.

Pertanian dan Peternakan : Pilar Ekonomi Pesantren

Direktur Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP), Omang Abdul Shomad, menjelaskan bahwa kegiatan bertani dan beternak yang dijalankan di pesantren bukan sekadar aktivitas pelengkap. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi kemandirian ekonomi pesantren.

Semua dikerjakan oleh para santri, dan hasilnya dimanfaatkan untuk kebutuhan harian mereka.

"Tujuannya untuk menumbuhkan perekonomian pesantren juga. Khusus untuk pertanian dan peternakan, minimal bisa mencukupi kebutuhan santri yang ada di Pesantren Nurul Baroqah, khususnya dengan santri yang gratis," jelasnya.

Omang menambahkan bahwa kegiatan ini sepenuhnya dikelola oleh santri dengan semangat gotong royong dan kebersamaan. Banyak dari mereka yang menempuh pendidikan di pesantren tanpa dikenakan biaya, sebagai wujud dari semangat kolektif dalam menciptakan pesantren yang inklusif dan berdaya.

"Ini dikelola santri dan hasilnya untuk santri," ujarnya.

Menuju Pesantren Mandiri dan Berdaya Saing

Pesantren Nurul Baroqah memiliki visi yang jelas untuk masa depan, menciptakan lembaga pendidikan Islam yang mandiri secara ekonomi, namun tetap mengakar pada nilai-nilai keagamaan. Pengembangan keterampilan wirausaha melalui kegiatan agribisnis merupakan langkah konkret menuju tujuan tersebut.

"Target ke depan, Pondok Pesantren Nurul Baroqah bisa menjadi pondok pesantren yang mandiri, ekonominya stabil dan santrinya juga selain dibekali ilmu agama, juga dibekali ilmu usaha," tutup Omang Abdul Shomad.

Dengan begitu, melalui sinergi antara pendidikan agama dan keterampilan hidup, Pesantren Nurul Baroqah membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu keagamaan, tapi juga menjadi laboratorium kehidupan nyata, tempat para santri belajar tentang kemandirian, tanggung jawab, dan masa depan. (Jilly Ortega)

Bagikan Berita


Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu